Melalu postingan di blog saya kali ini, kita akan membahas mengenai apa itu Atmosfer. Yang tentu saja Atmosfer Bumi, bukan atmosfer planet lain (karena hampir semua planet di Tata Surya memiliki Atmosfer dengan kandungan yang berbeda -tentu saja- dengan Planet Biru kita).
sebelum kita membahas mengenai lapisan-lapisan apa saja yang ada di
Planet Biru yang kita cintai ini, saya akan menjelaskan terlebih dahulu
apa itu Atmosfer. Atmosfer Bumi adalah selubung gas/udara yang ada di bumi.
a. SEJARAH PEMBENTUKAN ATMOSFER BUMI
Dalam kehidupan sehari-hari, istilah atmosfer biasa
dikenal sebagai udara yang berada di sekitar kita dengan ketinggian hingga ±
1.000 kilometer. Atmosfer terbentuk sewaktu Bumi ini saat masa pembentukannya, gas-gas yang
terjebak di dalam bumi lepas sehingga menyelimuti bola Bumi.
Lama-kelamaan, gas oksigen dilepaskan oleh tumbuhan pertama di Bumi sehingga
udara di atmosfer purba bertambah tebal hingga saat ini. Sejarah geologi memperlihatkan bahwa atmosfer Bumi telah mengalami perubahan dramatis selama 4,6 miliar tahun usianya. Sekarang ini atmosfer Bumi tersusun dari 78 persen N, 21 persen O,
sisanya Ar, CO2, metana, dan lain-lain. Ternyata, ini merupakan
komposisi yang mendukung lingkungan tempat tinggal dan kehidupan.
Dimulai dari Bumi terbentuk hingga usia 3,9 miliar tahun lalu. Di masa
ini atmosfer Bumi amat dinamik yang didominasi oleh nitrogen,
karbondioksida, dan hidrogen sulfida. Kala rotasi lebih pendek. Matahari
redup, atau tidak sepanas sekarang, dan terlihat merah di langit yang
berwarna jingga. Lautan berlumpur cokelat menyelimuti Bumi karena
derasnya mateorit dan meteor yang menimpa Bumi. Karbondioksida
memanaskan Bumi akibat efek rumah kaca yang ditimbulkannya, meskipun
energi total semburan Matahari hanya sepertiga dari sekarang ini.
Meskipun belum ditemukan fosil di masa ini, batuan di Greenland
memperlihatkan tanda pernah ada kehidupan di kurun ini.
Hingga usia 3,5 miliar tahun lalu, rangkaian gunung menyembul keluar
dari lautan. Di masa ini muncul kehidupan bakteri anaerob yang mampu
hidup tanpa oksigen. Bakteri ini menyumbang metana dalam jumlah besar ke
atmosfer dan mengubah komposisinya. Jika bakteri ini ada di planet
ekstrasolar, teleskop TPF dan Darwin mampu menemukan sidik jarinya di
atmosfernya.
Hingga usia 2,4 miliar tahun lalu, produksi metana oleh bakteri anaerob
mencapai jumlah maksimum hingga mengubah komposisi atmosfer menjadi
nitrogen, karbondioksida, dan metana. Benua mulai terbentuk. Muncul alga
biru hijau yang mulai memproduksi oksigen dalam jumlah besar. Terjadi
lagi perubahan komposisi atmosfer. Perlu dicatat, meskipun pada planet
ekstrasolar ditemukan keberadaan oksigen dalam jumlah besar, belum tentu
mengindikasikan keberadaan kehidupan (cerdas), atau yang lebih
kompleks.
Hingga Bumi berusia 2 miliar tahun lalu. Kehidupan berfotosintesis
penghasil oksigen terus berkontribusi menyeimbangkan komposisi atmosfer.
Karbondioksida dan metana berkurang. Demikian halnya bakteri anaerob.
Daratan terbentuk rata dan basah. Gunung menyemburkan uap. Rawa-rawa
terbentuk, berisi air, berbau busuk, berbuih dan berwarna cokelat
kehijauan. Terjadi produksi oksigen secara drastis. Kondisi ini
mengawali terbentuknya kehidupan bersel banyak.
Hingga usia 800 juta tahun lalu, terus terjadi peningkatan jumlah
oksigen di atmosfer. Kurun ini dikenal juga sebagai the Cambrian
Explosion, di mana pada periode 550 juta hingga 500 juta tahun lalu
berbagai jenis binatang muncul (didasarkan dari penemuan fosil). Bumi
tertutupi rawa, lautan dan beberapa gunung aktif. Lautan menjadi tempat
munculnya kehidupan.
Hingga 300 juta tahun lalu, terjadi migrasi kehidupan dari lautan ke
daratan. Komposisi atmosfer didominasi nitrogen dan oksigen. Kurun ini
adalah periode Mesozoic di mana di dalamnya hidup kawanan dinosaurus. Hingga saat ini, di mana manusia merajai Bumi dan turut mengubah bentuk
serta berkontribusi memperparah kerusakan atmosfer melalui berbagai
jenis gas tak ramah lingkungan seperti freon yang merusak ozon.
Wooowwww... ternyata lama sekali ya proses pembentukan atmosfer Planet Bumi kita...
b. FUNGSI ATMOSFER BAGI KEHIDUPAN KITA
Atmosfer sangat dibutuhkan bagi kehidupan di Bumi ini.
Udara merupakan sumber daya alam yang digunakan oleh semua makhluk hidup di
Bumi untuk bernapas. Bahkan, kita terlindungi dari batu meteor-meteor yang
hendak jatuh ke Bumi karena atmosferlah batu-batu meteor tersebut tidak jatuh
ke Bumi. Selain itu, atmosfer juga mempunyai peranan mengatur keseimbangan suhu
agar tidak terlalu panas pada siang hari dan tidak terlalu dingin pada malam
hari.
ilustrasi meteor yang melewati bumi
c. LAPISAN-LAPISAN ATMOSFER BUMI
Ilustrasi Atmosfer Bumi
Oke... ini saatnya kita membahas lapisan-lapisan yang menyelubungi Planet Biru kita. Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, Bumi memiliki lapisan-lapian udara yang menyelimutinya. apa saja lapisan-lapisan itu? Yuk, sama-sama kita bahas.
1. Troposfer
Lapisan ini mempunyai ketebalan yang berbeda-beda di tiap wilayah di atas Bumi.
Di atas kutub, tebal lapisan ini sekitar 9 km. Semakin dekat dengan daerah
khatulistiwa lapisan ini semakin tebal hingga mencapai 15 km. Perbedaan
ketebalan ini disebabkan oleh rotasi Bumi, akibatnya terjadi perbedaan kondisi
cuaca antara kutub dan khatulistiwa. Yang istimewa, lapisan ini menjadi tempat
terjadinya proses-proses cuaca, seperti awan, hujan, serta proses-proses
pencemaran lainnya. Pada lapisan ini tinggi rendahnya suatu tempat di permukaan
Bumi berpengaruh terhadap suhu udaranya. Hal ini mengikuti hukum gradien geothermis,
yaitu semakin tinggi (tiap kenaikan 1.000 meter) suatu tempat di permukaan Bumi, temperatur udaranya
akan turun rata-rata sekitar 6°C di daerah sekitar khatulistiwa. Peralihan
antara lapisan troposfer dengan stratosfer disebut tropopause.
2. Stratosfer
Lapisan di atas tropopause adalah lapisan stratosfer. Di lapisan ini tidak
berlaku hukum gradien geothermis karena semakin tinggi posisi di tempat ini,
suhu akan semakin naik. Hal ini disebabkan kandungan uap air dan debu hampir
tidak ada. Karakteristik yang menarik pada lapisan ini adalah adanya lapisan
ozon yang sangat bermanfaat bagi kehidupan kita. Keberadaan ozon sekarang ini
semakin menipis karena adanya pencemaran dari gas CFCs (Chloroflourocarbons). Di
atas lapisan stratosfer terdapat lapisan stratopause yang merupakan lapisan
peralihan antara stratosfer dan mesosfer.
3. Mesosfer
Lapisan ini merupakan tempat terbakarnya meteor dari luar angkasa menuju Bumi
sehingga lapisan ini merupakan lapisan pelindung Bumi terhadap benturan benda
atau batuan meteor. Di atas lapisan mesosfer terdapat lapisan mesopause yang merupakan
lapisan peralihan antara mesosfer dan termosfer.
4. Termosfer
Lapisan di atas mesopause adalah lapisan termosfer. Pada lapisan ini terdapat
aurora yang muncul kala fajar atau petang. Lapisan ini penting bagi komunikasi
manusia karena memantulkan gelombang radio ke Bumi sehingga gelombang radio
pendek yang dipancarkan dari suatu tempat dapat diterima di bagian Bumi yang
jauh. Lapisan termosfer dikenal juga sebagai lapisan ionosfer karena seluruh atom dan molekul udara mengalami ionisasi di
dalam lapisan ini.
5. Eksosfer
Lapisan ini merupakan lapisan terluar yang mengandung gas hidrogen dan
kerapatannya makin tipis sampai hampir habis di ambang angkasa luar. Cahaya
redup yaitu cahaya zodiakal dan gegenschein muncul pada lapisan eksosfer yang
sebenarnya merupakan pantulan sinar matahari oleh partikel debu meteor yang
banyak jumlahnya dan bergelantungan di angkasa.
d. Cuaca dan Iklim
Sebelum kita membahas lebih lanjut, mari kita simak pernyataan di bawah ini:
"Pada
hari Senin langit di Pontianak tampak begitu gelap, banyak awan serta angin
yang bertiup terasa dingin, seperti membawa uap air. Selang beberapa waktu
kemudian hujan turun dengan lebat. Pada saat yang bersamaan di Yogyakarta,
langit begitu cerah sehingga Matahari bersinar dengan intensitas yang kuat dan
udara terasa panas. Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa pada hari Senin
cuaca antara Pontianak dan Yogyakarta berbeda. Yogyakarta dan Pontianak merupakan dua kota yang terdapat di wilayah Indonesia.
Keduanya memiliki iklim yang sama, yaitu iklim tropis. Dengan iklim tropis,
wilayah Indonesia sepanjang tahun terkena sinar matahari."
Jadi, apa itu cuaca dan apa itu iklim?
"Cuaca adalah kondisi atmosfer
pada suatu tempat yang tidak luas pada waktu yang relatif singkat, sedangkan Iklim adalah rata-rata cuaca pada
suatu wilayah yang luas dan dalam waktu yang lama (lebih kurang selama 30
tahun)"
Unsur-Unsur Pembentuk Cuaca dan Iklim
1. Suhu atau Temperatur Udara
Panas bumi bersumber dari matahari. Tingkat dan derajat panas matahari diukur
dengan menggunakan alat termometer. Suhu udara di bumi semakin naik ke atmosfer
semakin turun, dengan teori setiap kita naik 100 m suhu akan turun 0,6°C
Perbedaan
suhu udara di banyak tempat dipengaruhi faktorfaktor sebagai berikut.
-
Letak lintang.
-
Ketinggian tempat.
-
Jenis permukaan. Kelembapan udara.
-
Tutupan awan di angkasa.
-
Arus samudra.
-
Jarak dari laut.
2. Tekanan Udara
Permukaan bumi ini secara langsung ditekan oleh udara karena udara memiliki
massa. Karena udara adalah benda gas yang menyelubungi bumi dan mempunyai
massa, akan terjadi peristiwa di bawah ini.
-
Massa udara menumpuk di permukaan bumi dan udara di atas menindih udara di
bawahnya, tekanan ini dinamakan tekanan udara.
-
Massa udara dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi. Hal ini menyebabkan
semakin dekat dengan bumi udara semakin mampat dan semakin ke atas semakin
renggang. Akibatnya, semakin dekat dengan bumi tekanan udara semakin besar dan
sebaliknya.
-
Massa udara jika mendapatkan panas akan memuai dan jika mendapatkan dingin
akan menyusut.
Tekanan udara dapat diukur dengan menggunakan Barometer.
3. Angin
Perbedaan tekanan udara di satu tempat dengan tempat yang lain menimbulkan
aliran udara. Pada dasarnya angin terjadi disebabkan oleh perbedaan penyinaran
matahari pada tempat-tempat yang berlainan di muka bumi. Perbedaan temperatur
menyebabkan perbedaan tekanan udara. Aliran udara berlangsung dari tempat
dengan tekanan udara tinggi ke tempat dengan tekanan udara yang lebih rendah.
Kecepatan
angin dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain, sebagai berikut :
-
Gradien barometrik Gradien barometrik yaitu angka yang menunjukkan perbedaan
tekanan udara melalui dua garis isobar yang dihitung untuk tiap-tiap 111 km =
1° di ekuator. Satuan jarak diambil dari 1° di ekuator yang panjangnya sama
dengan 111 km (1/360 × 40.000 km = 111 km).
-
Hukum Stevenson Hukum ini menyatakan bahwa kecepatan angin bertiup
berbanding lurus dengan gradien barometriknya. Semakin besar gradien
barometriknya semakin besar kecepatannya.
-
Relief permukaan bumi Angin bertiup kencang pada daerah yang reliefnya rata
dan tidak ada rintangan dan sebaliknya.
-
Ada tidaknya pohon-pohon yang lebat dan tinggi Kecepatan angin dapat
dihambat oleh adanya pohon-pohon yang lebat dan tinggi.
Buys
Ballot seorang meteorolog berkebangsaan Belanda membuat hukum mengenai arah
angin, yaitu:
”Udara mengalir dari daerah bertekanan maksimum ke daerah bertekanan minimum.
Arah angin akan membelok ke kanan di belahan bumi utara, serta membelok ke kiri
di belahan bumi selatan”.
Pembiasan arah angin terjadi disebabkan oleh rotasi bumi dari barat ke timur.
Macam-macam Angin
Berdasarkan gerakan dan sifatnya, angin dapat dibedakan menjadi:
1) Angin Pasat dan Angin Antipasat
Angin pasat terdiri atas angin pasat tenggara yang bertiup di belahan Bumi
selatan dan angin pasat timur laut yang bertiup di belahan Bumi utara. Angin
pasat bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah subtropik menuju daerah ekuator
(khatulistiwa). Angin antipasat adalah nama lain dari angin barat, yang
merupakan kebalikan dari angin pasat.
Angin di atas khatulistiwa yang mengalir ke daerah kutub dan turun di daerah
maksimum subtropik. Angin ini disebut angin antipasat. Di belahan Bumi utara
disebut angin antipasat barat daya dan di belahan Bumi selatan disebut angin
antipasat barat laut. Pada daerah sekitar lintang 20°– 30°LU dan LS, angin
antipasat kembali turun secara vertikal sebagai angin kering. Angin kering ini
menyerap uap air di udara dan permukaan daratan. Akibatnya, terbentuk gurun di
muka Bumi. Misalnya gurun di Arab Saudi, gurun Afrika, atau gurun di Australia.
2) Angin Muson/Muson
Di Indonesia, terdapat dua jenis angin muson, yaitu angin muson
barat dan angin muson timur. Angin muson barat bertiup pada bulan Oktober–April,
saat itu kedudukan Matahari berada di belahan Bumi selatan atau Benua
Australia. Sedangkan angin muson timur bertiup pada bulan April–Oktober, saat
itu kedudukan Matahari berada di belahan Bumi utara atau Benua Asia.
3) Angin Lokal
Angin lokal hanya dirasakan di wilayah yang relatif sempit dan pengaruhnya
tidak luas.Terdiri dari:
Angin Darat dan Angin Laut
Pada saat siang hari daratan lebih cepat panas daripada lautan, sementara itu
pada malam hari daratan lebih cepat dingin dari lautan. Perbedaan suhu ini akan
mempengaruhi tekanan udara antara darat dan laut. Pada siang hari tekanan udara
daratan lebih rendah daripada lautan sehingga udara bergerak dari laut ke darat
dan disebut angin laut. Sebaliknya, pada malam hari tekanan udara daratan lebih
tinggi daripada lautan sehingga udara bergerak dari darat ke laut dan disebut angin
darat.
Angin Lembah dan Angin Gunung
Pada malam hari puncak gunung lebih cepat dingin daripada lembah. Sementara
itu, pada siang hari puncak gunung lebih cepat panas daripada lembah. Perbedaan
suhu udara antara puncak gunung serta lembah ini akan mempengaruhi tekanan
udaranya dan akhirnya akan mempengaruhi kondisi angin yang bertiup. Pada malam
hari tekanan udara di puncak gunung lebih tinggi daripada lembah sehingga angin
bertiup dari puncak gunung ke lembah dan disebut angin gunung. Sebaliknya, pada
siang hari tekanan udara di puncak gunung lebih rendah daripada di lembah,
akibatnya angin bertiup dari lembah ke puncak gunung dan disebut angin lembah.
Angin Fohn
Angin fohn merupakan kelanjutan dari proses terjadinya hujan orografis. Setelah
terjadi hujan di salah satu sisi lereng gunung, angin yang sudah tidak membawa
uap air ini tetap meneruskan embusannya menuruni sisi lereng gunung yang lain.
Oleh karena sifatnya yang kering, tumbuhan yang dilaluinya menjadi layu
sehingga berdampak negatif pada usaha pertanian.
Di Indonesia penyebutan angin fohn berbeda-beda antara satu daerah dengan
daerah lainnya. Penyebutan itu antara lain:
-
Angin brubu di Sulawesi Selatan.
-
Angin bahorok di Deli (Sumatra Utara).
-
Angin kumbang di Cirebon (Jawa Barat).
-
Angin gending di Pasuruan dan Probolinggo (Jawa Timur).
-
Angin wambrau di Papua.
Angin Siklon dan Angin Antisiklon
Angin siklon dan angin antisiklon antara belahan Bumi utara dan selatan arahnya
berbeda. Perhatikan gambar di samping. Dari gambar tersebut bagaimana
pendapatmu mengenai angin siklon dan antisiklon, baik di belahan Bumi utara
ataupun belahan Bumi selatan? Angin siklon merupakan udara yang bergerak dari
beberapa daerah bertekanan udara tinggi menuju titik pusat tekanan udara rendah
di bagian dalam.
Sementara angin antisiklon bergerak dari daerah pusat tekanan udara tinggi
menuju tekanan udara rendah yang mengelilinginya di bagian luar. Gerakan arah
angin ini berputar. Di daerah tropis, angin siklon sering terjadi di laut.
Penyebutan angin siklon di beberapa daerah berbeda-beda di antaranya sebagai
berikut :
-
Hurricane, yaitu angin siklon di Samudra Atlantik.
-
Taifun, yaitu angin siklon di Laut Cina Selatan.
-
Siklon, yaitu angin siklon di Teluk Benggala dan Laut Arab.
-
Tornado, yaitu angin siklon di daerah tropis Amerika.
-
Sengkejan, yaitu angin siklon di Asia Barat.
4. Awan
ialah
kumpulan titik-titik air atau kristal-kristal es yang halus dalam udara di
atmosfer yang terjadi karena adanya pengembunan dan pemadatan uap air yang
terdapat di udara setelah melampaui keadaan jenuh. Kondisi awan dapat berupa
cair, gas, atau padat karena sangat dipengaruhi oleh keadaan suhu.
5. Kelembaban Udara
Kelembaban udara berarti jumlah kandungan uap air di dalam udara. dapat dibedakan menjadi dua yaitu kelembaban mutlak dan kelembaban nisbi. Kelembaban mutlak (absolut) ialah jumlah massa uap air yang ada dalam suatu
satuan volume di udara. Kelembaban nisbi (relatif) ialah banyaknya uap air di dalam udara berupa
perbandingan antara jumlah uap air yang ada dalam udara saat pengukuran dan
jumlah uap air maksimum yang dapat ditampung oleh udara tersebut. Alat
yang digunakan untuk mengukur kelembapan nisbi adalah higrometer rambut.
6. Curah Hujan
Hujan atau presipitasi ialah peristiwa jatuhnya butir-butir air atau es dari
lapisan-lapisan troposfer ke permukaan bumi. Banyaknya hujan yang jatuh pada
suatu tempat di bumi dapat diketahui dengan mengukur besarnya curah hujan
tersebut menggunakan alat penakar hujan. Ada pula beberapa sebutan untuk alat
penakar hujan yaitu sering disebut fluviometer ataupun ombrometer. Curah hujan atau presipitasi adalah banyaknya air
hujan atau kristal es yang jatuh hingga permukaan bumi.
Ada
bermacam-macam jenis hujan yang dapat dijelaskan berikut ini:
Hujan zenithal, adalah hujan yang terjadi di daerah tropis, disebut juga hujan naik
ekuatorial, biasa terjadi pada waktu sore hari setelah terjadi pemanasan
maksimal antara pukul 14.00–15.00. Di daerah tropis selama setahun mengalami
dua kali hujan zenithal, sedangkan daerah lintang 23½° LU/LS mengalami satu
kali hujan zenithal. Di daerah tropis, daerah lintang 10° LU–10° LS, hujan ini
terjadi bersamaan waktunya dengan kedudukan matahari pada titik zenitnya, atau
beberapa waktu sesudahnya.
Hujan frontal, adalah hujan yang terjadi jika massa udara yang
dingin dengan kekuatan besar memecah massa udara yang panas dan kemudian massa
yang lebih ringan terangkat ke atas. Pergolakan udara dengan pusaran-pusaran
bergerak ke atas sehingga bertemulah massa udara panas dan dingin yang dibatasi
oleh garis yang disebut garis front. Di sekitar garis inilah terbentuk awan yang
bergumpal dan bergerak ke atas dengan cepat sehingga terjadilah hujan lebat
atau hujan frontal.
Hujan pegunungan atau hujan orografis, adalah hujan yang terjadi di daerah pegunungan, di
mana udara yang mengandung uap air bergerak naik ke atas pegunungan. Gerakan
itu menurunkan suhu udara tersebut sehingga terjadi kondensasi dan turunlah
hujan pada lereng yang berhadapan dengan arah datangnya angin.
Klasifikasi dan Tipe Iklim
a) Iklim dan Faktor Pembentuknya
Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kondisi iklim di suatu tempat,
sebagai berikut:
-
letak garis lintang,
-
tinggi tempat,
-
banyak sedikitnya curah hujan yang jatuh,
-
posisi daerah: dekat dengan laut, gunung, dataran pasir, atau dengan
bentang alam lain,
-
daerah pegunungan yang dapat memengaruhi posisi bayangan hujan,
-
keadaan awan dan suhu udara,pengaruh luas daratan,
-
kelembapan udara dan keadaan awan,
-
pengaruh arus laut,
-
panjang pendeknya musim setempat, dan
-
pengaruh topografi dan penggunaan lahan (vegetasi).
b) Macam-Macam Iklim
Macam-macam iklim yang disesuaikan dengan dasar dalam pembagian daerah-daerah
iklim sebagai berikut :
(1) Iklim Matahari
Dasar perhitungan dalam melakukan pembagian daerah iklim matahari adalah
kedudukan dan pergeseran semu matahari yang memengaruhi banyaknya sinar
matahari yang diterima oleh permukaan bumi. Karena matahari selalu bergeser di
antara lintang 23½° LU sampai dengan 23½° LS, terjadilah perbedaan penyinaran
di muka bumi. Secara teoritis dapat dinyatakan bahwa makin jauh suatu tempat
dari khatulistiwa, makin besar sudut datang sinar matahari. Ini berarti makin
sedikit pula jumlah sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi. Pembagian
daerah iklim matahari berdasarkan pada letak garis lintangnya, sebagai berikut
:
i. Daerah iklim tropis, berada pada 0° LU–23½° LU dan 0° LS–23½° LS.
ii. Daerah iklim sedang, berada pada 23½°LU–66½° LU dan 23½° LS–66½° LS.
iii. Daerah iklim dingin, berada pada 66½° LU–90° LU dan 66½° LS–90° LS.
(2) Iklim Fisis
Iklim fisis ialah iklim yang pembagiannya didasarkan pada kenyataan kondisi
sebenarnya suatu daerah yang disebabkan pengaruh lingkungan alamnya.
Faktor-faktor lingkungan itu sebagai berikut:
-
pengaruh daratan yang luas,
- pengaruh penutup lahan (vegetasi),
- pengaruh topografi (relief),
- pengaruh arus laut,
- pengaruh lautan, dan
- pengaruh angin.
Iklim fisis dapat dibedakan menjadi:
-
iklim laut atau maritim,
-
iklim darat atau kontinental,
-
iklim dataran tinggi,
-
iklim gunung dan pegunungan, dan iklim musim (muson).
(3) Iklim Menurut Koppen
Pada tahun 1918, seorang ahli iklim Jerman bernama W. Koppen membagi dunia
menjadi lima zona iklim pokok berdasarkan temperatur dan hujan, dengan
menggunakan ciri-ciri temperatur dan hujan berupa huruf-huruf besar dan
huruf-huruf kecil. Kelima iklim pokok tersebut masih dirinci lagi menjadi
sebelas macam iklim sebagai variasinya.